Label

Senin, 21 Februari 2011

Resume Pengajian Ahad 20 Feb 2011 : Refleksi Maulid Nabi

Pada hari Ahad malam 20 Februari 2011 telah diadakan pengajian dengan tema refleksi Maulid Nabi yang diisi oleh Ustadz Syamsir Siregar. Berikut adalah resumenya.

Kita telah diingatkan oleh Allah bahwa kita setiap tidur dapat diartikan bahwa kita telah di-"wafat"-kan dan kemudian diberi kesempatan oelh Allah untuk mengisi hidup kita dengan amal kebaikan. Sehingga pada hakikatnya kita hidup hanya 1 hari. Oleh karena itu marilah kita senantiasa bersyukur dengan mengisi hari-hari kita dengan amalan kebaikan.

Tanggal pasti kelahiran Nabi Muhammad dalam hitungan hijriyah masih diperselisihkan. Ada yang berpendapat 9, 10, 12 Rabiulawal tahun Gajah. Namun sepakat para ahli bahwa Nabi Muhammad dilahirkan pada 20 April tahun 571 Masehi.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad tidak dilaukan di zaman Nabi. Pendapat yang populer mengatakan bahwa peringatan Maulid Nabi ini pertama kali digagas oleh Shalahuddin Al Ayubi pada saat umat Islam waktu itu terlena dengan harta kemewahan dan digagas untuk membangkitkan kembali semangat umat Islam pada masa itu. Namun pendapat ini tidaklah tepat. Para ahli sejarah menunjukkan bahwa peringatan Maulid Nabi ini pertama kali digagas oleh Raja Al Mu'iz Ubaidillah bagian dari dinasti Bani Fathimiyah sekitar tahun 400 H. Dinasi Bani Fathimiyah ini dikenal sebagai penganut aliran Bathiniyah yang banyak menyimpang dari ajaran Islam. Secara politis, peringatan Maulid dilakukan untuk mencitrakan pemerintahan yang islami dan juga untuk meredam pemberontakan pada masa itu. Perlu diperhatikan pada masa itu dilakukan banyak sekali peringatan maulid seperti maulid raja yang memerintah saat itu, maulid Ali bin Abi Thalib,maulid sahabat-sahabat, perayaan hari-hari awal musim panas, dsb., dsb.

Efek negatif dari peringatan yang berlebihan adalah melakukan kultus individu terhadap sosok nabi. Sampai-sampai menyejajarkan Nabi dengan Allah. Hal ini tentu tidak benar. Sejatinya kita harus mencintai Nabi dengan meniru apa-apa yang dilakukan para Sahabat. Lihat surat At Taubah ayat 24

قُلۡ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمۡ وَأَبۡنَآؤُڪُمۡ وَإِخۡوَٲنُكُمۡ وَأَزۡوَٲجُكُمۡ وَعَشِيرَتُكُمۡ وَأَمۡوَٲلٌ ٱقۡتَرَفۡتُمُوهَا وَتِجَـٰرَةٌ۬ تَخۡشَوۡنَ كَسَادَهَا وَمَسَـٰكِنُ تَرۡضَوۡنَهَآ أَحَبَّ إِلَيۡڪُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٍ۬ فِى سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّىٰ يَأۡتِىَ ٱللَّهُ بِأَمۡرِهِۦ‌ۗ وَٱللَّهُ لَا يَہۡدِى ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡفَـٰسِقِينَ (٢٤
Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan [dari] berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. (24)  

Maksud dari keputusan-Nya menurut tafsir Ibnu Katsir adalah bencana.Mencintai berarti memberikan fasilitas utama kepada yang dicintai. Tidak ada cinta bila tidak ada pengorbanan. Contoh apabila telah datang panggilan sholat tetapi kita masih mendahulukan yang lain, maka bagaimana bisa kita mengatakan mencintai Allah dan Rasul-Nya.

Ada beberapa kisah mengenai sahabat seperti Ubaid (?) yang ditawan oleh musuh dan kemudian ditawari untuk bebas kembali ke keluarga dan hartanya, namun harus meninggalkan Rasul, maka Ubaid ini menolak dan mengatakan bahwa dia lebih cinta Allah dan Rasul-nya. Kisah lain adalah seorang perempuan pada saat Perang Khandaq yang mendengar berita bahwa Rasul tewas, langsung berlari ke lokasi mengabaikan keadaan suami atau anaknya namun lebih ingin mengetahui keadaan Rasul. 

قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡ‌ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬ (٣١
 Katakanlah: "Jika kamu [benar-benar] mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (31)

 Surat Ali Imran ayat 31 di atas menunjukkan bahwa bila kita mencintai Allah maka Allah akan mengampuni dosa-dosa kita. 

Untuk merebut cinta Allah kita harus lakukan dengan niat dan cara yang benar. Ingat hadits yang mengisahkan tiga orang sahabat yang bermaksud untuk sholat terus menerus, puasa terus menerus, dan tidak menikah. Hal ini dilarang keras oleh Rasulullah. Suatu saat juga sahabat Ibnu Mas'ud melarang cara-cara majelis zikir yang menurut beliau tidak sesuai.

Mengenai peringatan Maulid, ulama Yusuf Qardhawi memperkenankan kalau niatnya untuk mendalami dan meneladani Nabi tidak masalah. 

Surat Al Ahzab ayat 9-10.

ـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱذۡكُرُواْ نِعۡمَةَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ جَآءَتۡكُمۡ جُنُودٌ۬ فَأَرۡسَلۡنَا عَلَيۡہِمۡ رِيحً۬ا وَجُنُودً۬ا لَّمۡ تَرَوۡهَا‌ۚ وَڪَانَ ٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرًا (٩) إِذۡ جَآءُوكُم مِّن فَوۡقِكُمۡ وَمِنۡ أَسۡفَلَ مِنكُمۡ وَإِذۡ زَاغَتِ ٱلۡأَبۡصَـٰرُ وَبَلَغَتِ ٱلۡقُلُوبُ ٱلۡحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِٱللَّهِ ٱلظُّنُونَا۟ (١٠
Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan ni’mat Allah [yang telah dikaruniakan] kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin taupan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya [3]. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan. (9) [Yaitu] ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan [mu] dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan [4] dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka. (10)  

(ak)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar